Pernah Berpikir Mengapa Mengemudi Selalu Disebelah Kiri Atau Kanan?
Orang Inggris, lebih memilih mengemudi di lajur kiri. Mereka memiliki
gerobak yang lebih kecil,
dan pengemudi duduk di gerobak, umumnya di kursi depan sebelah kanan. Dengan itu, ia dapat menggunakan cambuk panjang di tangan kanannya tanpa menggantungnya pada muatan di belakangnya. Dalam posisi itu, di sebelah kanan gerobak, pengemudi dapat melihat garis aman menyusul lalu lintas dengan mengemudi di lajur kiri jalan. Negara yang menjadi bagian dari Kerajaan Britania menggunakan peraturan kemudi-kiri juga, tetapi terdapat beberapa pengecualian. Kanada, contohnya, ketika provinsi pinggir laut dan Vancouver (sekarang British Columbia) yang awalnya mengemudi di kiri, berubah ke kanan untuk membuat penyeberangan perbatasan lebih mudah menuju dan dari Amerika Serikat. Nova Scotia mengganti lajur kemudinya ke kanan pada 15 April 1923.
dan pengemudi duduk di gerobak, umumnya di kursi depan sebelah kanan. Dengan itu, ia dapat menggunakan cambuk panjang di tangan kanannya tanpa menggantungnya pada muatan di belakangnya. Dalam posisi itu, di sebelah kanan gerobak, pengemudi dapat melihat garis aman menyusul lalu lintas dengan mengemudi di lajur kiri jalan. Negara yang menjadi bagian dari Kerajaan Britania menggunakan peraturan kemudi-kiri juga, tetapi terdapat beberapa pengecualian. Kanada, contohnya, ketika provinsi pinggir laut dan Vancouver (sekarang British Columbia) yang awalnya mengemudi di kiri, berubah ke kanan untuk membuat penyeberangan perbatasan lebih mudah menuju dan dari Amerika Serikat. Nova Scotia mengganti lajur kemudinya ke kanan pada 15 April 1923.
Peraturan resmi pertama di Britania untuk perintah lalu lintas di lajur kiri ditetapkan pada 1756 yang ditujukan kepada Jembatan London. Highway Act 1773 berisi sebuah perintah bahwa lalu lintas kuda haris di lajur kiri dan diabadikan pada Highway Act 1835 bagian 78.
Penggunaan lalu lintas pada suatu negara merupakan rancangan yang pantas dengan peraturan jalan raya, contohnya, sisi jalan bersamaan dengan kepadatan lalu lintas. Menggunakan referensi seperti itu, suatu negara dapat dikatakan lalu lintas di lajur kiri (LHT) atau lalu lintas di lajur kanan (RHT). Bagaimanapun, penggunaan lalu lintas kadang-kadang disamakan dengan referensi pemasangan stir dan kursi pengemudi pada sebuah kendaraan. Dengan istilah ini, suatu negara dapat dikatakan mengemudi di sebelah kiri (LHD) atau mengemudi di sebelah kanan (RHD). Pada hampir semua masalah, pemasangan stir mobil bertentangan dengan peraturan jalan: negara LHT menggunakan kendaraan RHD, dan negara RHT menggunakan kendaraan LHD. Kekacauan dapat terjadi dengan penyalahgunaan "LHD" dan "RHD" untuk menandakan sisi jalan, dimana kendaraan berjalan. Dengan tambahan, terdapat beberapa negara (seperti Kepulauan Karibia, dan Swedia sebelum 1967 berubah dari LHT ke RHT) yang kebanyakan menggunakan kendaraan LHD dengan lalu lintas LHT, atau kendaraan RHD dengan lalu lintas RHT. Tambahan lainnya, kendaraan dengan penggunaan yang "salah" diperbolehkan di beberapa negara.
Ciri - ciri Lalu lintas lajur kanan adalah sebagai berikut :
Lajur yang berlawanan dilihat dari kiri.
Lalu lintas yang belok ke kiri harus melewati lajur yang berlawanan.
Beberapa rambu lalu lintas yang menghadap pengemudi diletakkan di sisi kanan jalan.
Lalu lintas di jalan memutar berlawanan arah jarum jam.
Kendaraan umumnya didahului dari sebelah kiri.
Pejalan kaki yang menyeberangi jalan dua arah harus melihat ke kiri terlebih dahulu.
Kebanyakan kendaraan memiliki posisi pengemudi di sebelah kiri
Ciri - ciri Lalu lintas lajur kiri adalah sebagai berikut :
Lajur yang berlawanan dilihat dari kanan.
Lalu lintas yang belok ke kanan harus melewati lajur yang berlawanan.
Beberapa rambu lalu lintas yang menghadap pengemudi diletakkan di sisi kiri jalan.
Kendaraan umumnya didahului dari sebelah kanan.
Lalu lintas di jalan memutar searah jarum jam.
Pejalan kaki yang menyeberangi jalan dua arah harus melihat ke kanan terlebih dahulu.
Kebanyakan kendaraan memiliki posisi pengemudi di sebelah kanan.
Mitos dan Fakta Mengenai Jalur Kiri dan KananPada tahun 1700-an, perpindahan dari lajur kiri ke kanan terjadi di negara seperti Amerika Serikat, ketika pengemudi mulai menggunakan gerobak muatan besar yang ditarik oleh beberapa pasang kuda. Gerobak tersebut tidak memiliki tempat duduk bagi pengemudi, sehingga pengemudi duduk di kuda belakang sebelah kiri dan cambuknya di tangan kanan. Duduk di kiri, pengemudi secara alami mengira bahwa gerobak lain menyusulnya di lajur kiri sehingga ia dapat berjaga-jaga terhadap gerobak yang datang tiba-tiba. Ia melakukannya dengan mengemudi di lajur kanan jalan.
Pada kendaraan bermotor pertama, kursi mengemudi dipasang di tengah. Beberapa pembuat mobil akhirnya memilih untuk memasangnya dekat dengan tengah jalan untuk membantu pengemudi melihat lajur yang berlawanan, sementara lainnya memilih memasang di dekat pinggiran jalan agar pengemudi dapat menghindari tabrakan dengan dinding, pagar tanaman, selokan dan hambatan lainnya. Ide awal tersebut lebih banyak digunakan.
Di Eropa, pada abad ke-20, banyak negara yang memindahkan kemudinya dari lajur kiri ke kanan. Portugal berpindah ke kanan pada abad ke-20. Austria dan Cekoslowakia berpindah ke kanan ketika diduduki oleh Nazi Jerman pada akhir 1930-an, dan Hungaria mengikuti setelahnya. Swedia berganti pada 1967 dan Islandia pada 1968. Hari ini, hanya empat negara Eropa yang masih mengemudi di lajur kiri: Britania Raya, Irlandia, Malta, dan Siprus. Kesemuanya merupakan negara pulau yang tidak memiliki perbatasan dengan negara yang mengemudi di lajur kanan.
Istilah
Ciri - ciri Lalu lintas lajur kanan adalah sebagai berikut :
Lajur yang berlawanan dilihat dari kiri.
Lalu lintas yang belok ke kiri harus melewati lajur yang berlawanan.
Beberapa rambu lalu lintas yang menghadap pengemudi diletakkan di sisi kanan jalan.
Lalu lintas di jalan memutar berlawanan arah jarum jam.
Kendaraan umumnya didahului dari sebelah kiri.
Pejalan kaki yang menyeberangi jalan dua arah harus melihat ke kiri terlebih dahulu.
Kebanyakan kendaraan memiliki posisi pengemudi di sebelah kiri
Ciri - ciri Lalu lintas lajur kiri adalah sebagai berikut :
Lajur yang berlawanan dilihat dari kanan.
Lalu lintas yang belok ke kanan harus melewati lajur yang berlawanan.
Beberapa rambu lalu lintas yang menghadap pengemudi diletakkan di sisi kiri jalan.
Kendaraan umumnya didahului dari sebelah kanan.
Lalu lintas di jalan memutar searah jarum jam.
Pejalan kaki yang menyeberangi jalan dua arah harus melihat ke kanan terlebih dahulu.
Kebanyakan kendaraan memiliki posisi pengemudi di sebelah kanan.
Mitos dan Fakta Mengenai Jalur Kiri dan KananPada tahun 1700-an, perpindahan dari lajur kiri ke kanan terjadi di negara seperti Amerika Serikat, ketika pengemudi mulai menggunakan gerobak muatan besar yang ditarik oleh beberapa pasang kuda. Gerobak tersebut tidak memiliki tempat duduk bagi pengemudi, sehingga pengemudi duduk di kuda belakang sebelah kiri dan cambuknya di tangan kanan. Duduk di kiri, pengemudi secara alami mengira bahwa gerobak lain menyusulnya di lajur kiri sehingga ia dapat berjaga-jaga terhadap gerobak yang datang tiba-tiba. Ia melakukannya dengan mengemudi di lajur kanan jalan.
Pada kendaraan bermotor pertama, kursi mengemudi dipasang di tengah. Beberapa pembuat mobil akhirnya memilih untuk memasangnya dekat dengan tengah jalan untuk membantu pengemudi melihat lajur yang berlawanan, sementara lainnya memilih memasang di dekat pinggiran jalan agar pengemudi dapat menghindari tabrakan dengan dinding, pagar tanaman, selokan dan hambatan lainnya. Ide awal tersebut lebih banyak digunakan.
Di Eropa, pada abad ke-20, banyak negara yang memindahkan kemudinya dari lajur kiri ke kanan. Portugal berpindah ke kanan pada abad ke-20. Austria dan Cekoslowakia berpindah ke kanan ketika diduduki oleh Nazi Jerman pada akhir 1930-an, dan Hungaria mengikuti setelahnya. Swedia berganti pada 1967 dan Islandia pada 1968. Hari ini, hanya empat negara Eropa yang masih mengemudi di lajur kiri: Britania Raya, Irlandia, Malta, dan Siprus. Kesemuanya merupakan negara pulau yang tidak memiliki perbatasan dengan negara yang mengemudi di lajur kanan.
Istilah
Penelitian pada 1969 oleh J.J. Leeming menunjukkan bahwa negara yang
mengemudi di lajur kiri memiliki kemungkinan kecelakaan yang lebih
rendah daripada lajur kanan, tetapi penelitian ini dipertanyakan di buku
Peter Kincaid mengenai peraturan jalan raya. Beberapa negara yang telah
mengganti sistem mengemudinya ke lajur kanan (seperti Swedia),
mengalami peningkatan kecelakaan lalu lintas karena volume lalu lintas
yang semakin padat[rujukan?]. Telah diusulkan, tetapi tidak terbukti,
bahwa kecelakaan tersebut lebih sering disebabkan oleh mata kanan yang
dominan.[5][6][7] Arus lalu lintas searah jarum jam ketika mengemudi di
lajur kiri, yang mana membolehkan orang menggunakan mata kanan untuk
melihat lalu lintas yang berlawanan. Ketika menyusul kendaraan pada
lajur kanan, pengemudi mata kanan melihat kaca spion dengan mata kiri
dan juga melihat lalu lintas yang berlawanan dengan mata kiri, yang mana
tidak nyaman bagi mayoritas orang-orang bermata kanan.
Berpindah lajur di perbatasan
Sekitar seperempat hingga sepertiga lalu lintas dunia berjalan di lajur kiri jalan. Beberapa pendapat mengenai ini meningkat dari kelaziman pengguna tangan kanan, tetapi kelaziman tersebut terjadi pada hampir seluruh populasi, tergantung sisi jalan yang digunakan. Dalam masalah apapun, dibutuhkan kesiapan untuk pertahanan diri pada jalan mendaki di pedesaan, kebanyakan penunggang kuda mengemudi di kiri ketika menghadapi musafir yang tiba-tiba datang, sehingga dapat mengambil sebuah pedang atau senjata tangan lainnya lebih mudah dan efektif. Juga, orang yang bekerja pada kendaraan yang ditarik kuda dapat memegang kepala binatang tersebut dengan tangan kanan, dan demikian berjalan di sepanjang sisi jalan sebelah kiri.
Penulis Inggris, C. Northcote Parkinson telah menunjukkan apa yang ia sebut "bukti" bahwa cara mengemudi orang Inggris (pada sisi kiri jalan) merupakan yang asli.
Telah dinyatakan bahwa lalu lintas lajur kiri merupakan kebiasaan tunggal orang Inggris, akibatnya seluruh dunia "secara alami" memilih lajur kanan ketika bertemu. Catatan sejarah menyatakan sebaliknya. (lihat subjudul "Negara-Negara"). Setelah Perang Dunia I, negara yang menggunakan peraturan lajur kiri telah termasuk sebagian Kanada, Hungaria, Cekoslowakia, sebagian Austria, Swedia, Islandia, Argentina, Uruguay, Paraguay, sebagian Brazil, sebagian Chili, sebagian Italia, Cina, Filipina, dan Burma. Italia berubah ketika Benito Mussolini memimpin, Austria dan Cekoslowakia ketika Adolf Hitler menganeksasi atau menduduki mereka, negara Amerika Latin pada 1945, Filipina dan Cina pada 1946 (meninggalkan Hong Kong dan Macau yang terisolasi), dan Burma/Myanmar pada 1970 mengikuti saran seorang peramal.[4]
Beberapa negara Commonwealth of Nations dan bekas koloni Inggris lainnya - seperti India dan Hong Kong - masih mengemudi di lajur kiri, tetapi negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Gambia, Ghana, Kanada, Nigeria, dan Sierra Leone berpindah ke lajur lainnya.
Jauh dari bekas koloni Inggris, beberapa lalu lintas negara telah berpindah ke lajus kanan. Pengecualian bagi Indonesia, Suriname, Jepang, Thailand, Mozambik, Timor Leste, Macau dan Kepulauan Virgin Amerika Serikat.
Terdapat beberapa instansi lalu lintas harus mengubah lajurnya pada penyeberangan perbatasan, seperti antara Afganistan dan Pakistan, Laos dan Thailand, Sudan dan Uganda. Thailand merupakan salah satu contoh mengenai penyeberangan perbatasan, karena merupakan satu-satunya negara yang memiliki perubahan lajur dengan semua negara yang berbatasan dengannya. Thailand mengemudi di lajur kiri, tetapi 90% (4,357 km atau 2,707 mil) perbatasannya adalah dengan negara yang mengemudi di lajur kanan, dengan Malaysia yang mengemudi di kiri sejak Myanmar (Burma) berubah dari mengemudi di kiri ke kanan pada 1970.
Banyak perbatasan dibentuk dari penghalang alami seperti pegunungan atau sungai, dan ini merupakan perbatasan yang benar dimana lalu lintas bertukar lajur jalan, khususnya di Asia. Penghalang alami ini membuat jumlah penyeberangan perbatasan semakin berkurang. Lebih jauh, letaknya yang terpencil, beberapa penyeberangan perbatasan pegunungan memiliki volume lalu lintas lebih sedikit dan sehingga perubahan lajur jalan kurang dari sekedar isu.
Mengubah Peraturan Untuk Memindahkan Jalur Mengemudi
Berpindah lajur di perbatasan
Sekitar seperempat hingga sepertiga lalu lintas dunia berjalan di lajur kiri jalan. Beberapa pendapat mengenai ini meningkat dari kelaziman pengguna tangan kanan, tetapi kelaziman tersebut terjadi pada hampir seluruh populasi, tergantung sisi jalan yang digunakan. Dalam masalah apapun, dibutuhkan kesiapan untuk pertahanan diri pada jalan mendaki di pedesaan, kebanyakan penunggang kuda mengemudi di kiri ketika menghadapi musafir yang tiba-tiba datang, sehingga dapat mengambil sebuah pedang atau senjata tangan lainnya lebih mudah dan efektif. Juga, orang yang bekerja pada kendaraan yang ditarik kuda dapat memegang kepala binatang tersebut dengan tangan kanan, dan demikian berjalan di sepanjang sisi jalan sebelah kiri.
Penulis Inggris, C. Northcote Parkinson telah menunjukkan apa yang ia sebut "bukti" bahwa cara mengemudi orang Inggris (pada sisi kiri jalan) merupakan yang asli.
Telah dinyatakan bahwa lalu lintas lajur kiri merupakan kebiasaan tunggal orang Inggris, akibatnya seluruh dunia "secara alami" memilih lajur kanan ketika bertemu. Catatan sejarah menyatakan sebaliknya. (lihat subjudul "Negara-Negara"). Setelah Perang Dunia I, negara yang menggunakan peraturan lajur kiri telah termasuk sebagian Kanada, Hungaria, Cekoslowakia, sebagian Austria, Swedia, Islandia, Argentina, Uruguay, Paraguay, sebagian Brazil, sebagian Chili, sebagian Italia, Cina, Filipina, dan Burma. Italia berubah ketika Benito Mussolini memimpin, Austria dan Cekoslowakia ketika Adolf Hitler menganeksasi atau menduduki mereka, negara Amerika Latin pada 1945, Filipina dan Cina pada 1946 (meninggalkan Hong Kong dan Macau yang terisolasi), dan Burma/Myanmar pada 1970 mengikuti saran seorang peramal.[4]
Beberapa negara Commonwealth of Nations dan bekas koloni Inggris lainnya - seperti India dan Hong Kong - masih mengemudi di lajur kiri, tetapi negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Gambia, Ghana, Kanada, Nigeria, dan Sierra Leone berpindah ke lajur lainnya.
Jauh dari bekas koloni Inggris, beberapa lalu lintas negara telah berpindah ke lajus kanan. Pengecualian bagi Indonesia, Suriname, Jepang, Thailand, Mozambik, Timor Leste, Macau dan Kepulauan Virgin Amerika Serikat.
Terdapat beberapa instansi lalu lintas harus mengubah lajurnya pada penyeberangan perbatasan, seperti antara Afganistan dan Pakistan, Laos dan Thailand, Sudan dan Uganda. Thailand merupakan salah satu contoh mengenai penyeberangan perbatasan, karena merupakan satu-satunya negara yang memiliki perubahan lajur dengan semua negara yang berbatasan dengannya. Thailand mengemudi di lajur kiri, tetapi 90% (4,357 km atau 2,707 mil) perbatasannya adalah dengan negara yang mengemudi di lajur kanan, dengan Malaysia yang mengemudi di kiri sejak Myanmar (Burma) berubah dari mengemudi di kiri ke kanan pada 1970.
Banyak perbatasan dibentuk dari penghalang alami seperti pegunungan atau sungai, dan ini merupakan perbatasan yang benar dimana lalu lintas bertukar lajur jalan, khususnya di Asia. Penghalang alami ini membuat jumlah penyeberangan perbatasan semakin berkurang. Lebih jauh, letaknya yang terpencil, beberapa penyeberangan perbatasan pegunungan memiliki volume lalu lintas lebih sedikit dan sehingga perubahan lajur jalan kurang dari sekedar isu.
Mengubah Peraturan Untuk Memindahkan Jalur Mengemudi
Alasan yang paling sering untuk negara-negara yang mengubah sistem mengemudinya ke lajur kanan untuk menciptakan keamanan dengan negara tetangga, sambil meningkatkan keamanan lalu lintas perbatasan. Contohnya bekas koloni Inggris di Afrika, seperti Gambia, Sierra Leone, Nigeria dan Ghana, telah mengubah lalu lintasnya dari lajur kir ke kanan, sambil berbagi perbatasan dengan bekas koloni Perancis, yang mengemudi di lajur kanan. Bekas koloni Portugis, Mozambik selalu mengemudi di lajur kiri, sementara semua tetangganya merupakan bekas koloni Inggris. Keputusan oleh negara untuk mengemudi di lajur kanan dikarenakan kenyamanan dan keseragaman daripada alasan mempraktikkan. Terdapat pengecualian sejarah, seperti para postilion di Perancis, tetapi tantangan sejarah seperti itu tidak berlaku kepada kendaraan modern.
Di bekas koloni Inggris, Hong Kong dan bekas enclave Portugis, Macau, lalu lintas selalu berada di lajur kiri, tidak seperti daratan Cina, walaupun faktanya bahwa negara-negara tersebut sekarang merupakan Daerah Administratif Khusus. Di tangan lainnya, Taiwan, pernah diduduki Jepang, mengubah sistem mengemudinya ke kanan pada 1946 setelah pemerintah Republik Rakyat Cina mengusulkan administrasi; seperti yang terjadi di Korea (Utara dan Selatan), bekas koloni Jepang di bawah pendudukan AS dan Soviet. Bagaimanapun, beberapa kereta di Seoul, juga lalu lintas pada sistem kereta bawah tanah, terletak di lajur kiri.
Pendudukan luar negeri dan transit militer
Beberapa negara telah mengubah peraturan jalan rayanya secara permanen ataupun sementara sebagai hasil dari pendudukan luar negeri. Contohnya seperti Austria, Cekoslowakia (detail) dan Hungaria di bawah pendudukan Jerman atau transit militer pada 1930-an dan 1940-an. Kepulauan Channel juga berubah ke lajur kanan di bawah pendudukan Jerman, tetapi dikembalikan lagi setelah kemerdekaan pada 1945. Kepulauan Falkland juga sama di bawah kontrol Argentina selama Perang Falklands 1982. (Tetapi pemerintah Argentina secara resmi memerintah agar pribumi pulau mengemudi di sebelah kanan, mereka sering mengemudi di kiri untuk menyatakan penentangan mereka terhadap pendudukan tersebut.) Timor Leste berubah ke kiri setelah pendudukan Indonesia pada 1976, dan melanjutkan praktik tersebut sebagai sebuah negara merdeka. Region Jepang, Okinawa berubah dari kiri ke kanan di bawah pendudukan AS: setelah pendudukan diakhiri, perubahan dilakukan lagi ke lajur kiri untuk menyamakan diri dengan seluruh Jepang.
Keseragaman
Arus mengemudi di lajur kanan di Savoy Court di London (UK selalu mengemudi di lajur kiri)
Kendaraan mengemudi di lajur kiri di A1 Motorway dekat Washington Services di Tyne and Wear, England menuju Skotlandia.
Artikel 9(1) dari Konvensi Jenewa mengenai Lalu Lintas Jalan Raya PBB (1949)[8] menyatakan setiap negara memiliki keseragaman arah lalu lintas, contohnya setiap negara dapat memiliki arus lajur kiri atau lajur kanan, tetapi bukan keduanya. Seperti yang dinyatakan dalam artikel tersebut:
“ Semua arus kendaraan yang berjalan di arah yang sama pada jalan apapun harus dibiarkan pada sisi jalan yang sama, yang mana harus seragam di setiap negara untuk semua jalan raya. Peraturan domestik mengenai arus searah tidak dapat dipengaruhi. ”
Sebelum itu, sebuah negara dapat memiliki peraturan yang berbeda dalam bagian yang berbeda juga, contohnya Kanada hingga 1920-an.
Ketika kepulauan tidak dimasukkan, benua yang tersisa dimana peraturan jalan raya yang sama berlaku di seluruh benua tersebut adalah:
Australia dengan arus lajur kiri
Daratan Eropa, sejak Swedia berubah ke lajur kanan pada 1967.
Amerika Utara, termasuk Amerika Tengah, sejak Honduras berubah ke lajur kanan pada 1961.
Afrika, Asia, dan Amerika Utara memiliki perbatasan darat dimana pengemudi harus bertukar ke sisi jalan yang lain.
Kendaraan
Larangan resmi mengenai kendaraan yang "salah-sisi"
Demi alasan keamanan (dan beberapa merupakan alasan politik atau ekonomi), beberapa negara telah melarang penjualan atau impor kendaraan dengan stir pada sisi yang "salah". Di Australia, ini merupakan masalah dengan kendaraan LHD tanpa tahun model (contohnya kurang dari 30 tahun), dengan akibat bahwa orang Australia yang mengimpor kendaraan semacam itu kadang-kadang harus membayar ribuan dolar untuk menukarnya dengan RHD. Pengecualian untuk kendaraan teregistrasi di Australia Barat dan Northern Territory - keduanya diperbolehkan pada waktu berbeda yang dijalankan oleh fasilitas militer AS dan telah mengimpor kendaraan, digunakan dan dijual oleh personel AS dalam sirkulasi. Australian Capital Territory (ACT) pernah mengizinkan kendaraan LHD tanpa tahun model diregistrasikan, tetapi peraturan tersebut diubah beberapa tahun yang lalu.
Di Selandia Baru, kendaraan LHD dapat diimpor secara pribadi, dan dikendarai secara lokal di bawah izin LHD. Sejak 1999, hanya kendaraan LHD berusia lebih dari 20 tahun atau mobil yang didapat dan dioperasikan selama 90 hari dapat diimpor secara pribadi. Diplomat dan personel Operation Deep Freeze dibebaskan dari larangan tersebut.
Di Filipina, kendaraan RHD khususnya mobil, dilarang. Bus publik dan van yang diimpor dari Jepang ditukar ke LHD, dan pintu penumpang dipasang di sisi kanan. Bagaimanapun, beberapa van membiarkan pintu mereka di sisi kiri, membawa kepada situasi janggal (dan bahaya) apabila penumpang harus keluar pada arah yang berlawanan.
Di Kamboja melarang penggunaan mobil RHD, kebanyakan dari mereka diselundupkan dari Thailand, sejak 2001, bahkan kendaraan RHD tercatat jumlahnya sebanyak 80% dari seluruh kendaraan di negara itu. Pemerintah dipaksa untuk menyita semua kendaraan semacam itu kecuali mereka ditukar ke LHD, dengan ganti rugi. Menurut laporan BBC,[9] perubahan kolom stir dari kanan ke kiri dapat memakan biaya US$600 dan US$2000, dalam sebuah negara dimana pendapatan rata-rata per tahunnya kurang dari US$1000.
Sebuah RHD Toyota Landcruiser di depan sebuah hotel di Pyongyang
Walaupun mengemudi di lajur kanan, Korea Utara telah mengimpor berbagai macam kendaraan RHD bekas dari Jepang, mulai bus pariwisata hingga Toyota Land Cruiser.
Bagaimanapun, banyak kendaraan bekas yang diekspor dari Jepang ke negara seperti Rusia dan Peru telah ditukar ke LHD. Tetapi meskipun posisi pengemudi di kiri tidak dapat diubah, beberapa yurisdiksi menginginkan setidaknya pemasangan ulang lampu depan.
Di Singapura melarang kendaraan LHD diimpor untuk registrasi lokal perorangan, tetapi penggunaan sementara oleh turis diperbolehkan. Bagaimanapun, kendaraan diplomatik di Singapura dibebaskan dari peraturan hanya-RHD, dan terdapat beberapa kendaraan LHD bertenaga hidrogen dan sel bahan bakar sedang menjalani percobaan di Singapura.
Di Taiwan, Artikel 39 dari Peraturan Keamanan Lalu Lintas (zh:道路交通安全規則) membutuhkan sebuah setir di sisi kiri kendaraan agar dapat melewati inspeksi ketika meregistrasikan kendaraan, sehingga kendaraan RHD tidak dapat diregistrasikan di Taiwan. Peraturan ini tidak berlaku kepada kendaraan RHD tua sehingga dapat dikemudikan secara resmi.
Di Trinidad dan Tobago, kendaraan LHD dilarang kecuali untuk warga negara yang kembali ke negara itu dan pernah menetap di luar negeri dan mengimpor kendaraan untuk penggunaan pribadi. Kendaraan LHD juga diperbolehkan untuk diimpor sebagai mobil mayat dalam pemakaman.
Di Afrika Barat, suatu kali Ghana dan Gambia juga melarang kendaraan RHD. Lalu lintas mereka telah dorubah dari lajur kiri ke kanan. Ghana melarang registrasi baru terhadap kendaraan RHD pada 1 Agustus 1974, tiga hari sebelum perubahan lalu lintas pada 4 Agustus 1974.
Kebanyakan larangan di atas pada kendaraan RHD dan LHD berlaku hanya kepada kendaraan tergistrasi lokal. Negara yang telah menandatangani Konvensi Wina mengenai Lalu Lintas 1968 tidak mengizinkan pembuatan larangan seperti itu pada kendaraan teregistrasi luar negeri. Lampiran 5 Paragraf 1 menyatakan "Semua kendaraan pada lalu litnas internasional harus menjalani kesiapan teknis di negara registrasinya ketika mereka pertama kali beroperasi". Oleh karena itu, semua negara penandatangan dan kebanyakan negara bukan penandatangan mengizinkan pengimporan sementara (cntohnya oleh turis) kendaraan teregistrasi luar negeri, tanpa masalah di sisi manakah stir dipasang. Oman, yang mana tidak menandatangani konvensi tersebut melarang semua kendaraan RHD teregistrasi luar negeri.[10]
Kedua kendaraan RHD dan LHD dapat diregistrasikan di negara anggota Uni Eropa, tetapi terdapat beberapa pengecualian dan larangan. Slowakia, meskipun menjadi anggota Uni Eropa, tidak mengizinkan registrasi kendaraan RHD lokal,[11] bahkan apabila kendaraan tersebut diimpor dari salah satu empat negara UE yang mengemudi di lajur kiri (Inggris, Irlandia, Siprus dan Malta). Lithuania melarang registrasi baru terhadap kendaraan RHD sejak 1993.
Lampu depan dan penerangan lainnya
Beberapa lampu depan yang redup dirancang secara spesifik untuk digunakan pada sebuah sisi jalan atau yang lainnya. Lampu depan yang digunakan pada negara berlalu lintas LH memiliki cahaya redup yang "mengarah ke kiri", contohnya, cahaya disalurkan dengan sebuah pancaran ke bawah/kiri untuk membantu pengemudi melihat jalan dan rambu di depan tanpa hambatan dalam melihat lalu lintas yang berlawanan. Lampu depan untuk negara berlalu lintas RH memiliki cahaya redup yang "mengarah ke kanan", dengan kebanyakan cahayanya terarah ke bawah/kanan. Di Eropa, ketika mengemudi sebuah kendaraan dengan lampu depan RH di negara LH atau sebaliknya untuk waktu tertentu (contohnya liburan atau transit), merupakan sebuah anjuran resmi untuk menyesuaikan lampu depan sementara sehingga hotspot cahaya salah-sisi tidak mengganggu pengemudi di arah yang berlawanan. Ini dapat dilakukan dengan menempelkan lembaran gelap atau lensa prisma plastik pada sebuah bagian lensa tertentu, tetapi beberapa lampu depan jenis proyektor dapat dipasang untuk memancarkan cahaya yang cocok untuk lalu lintas LH atau RH dengan menggerakkan tuas di dalam mobil.
Karena lembaran hitam dan lensa prisma mengurangi performa keamanan lampu depan, beberapa negara menginginkan semua kendaraan yang teregistrasi atau digunakan pada dasar semi-permanen negara agar dilengkapi dengan lampu depan yang dirancang untuk lajur yang benar.
Laporan anekdot telah mengobservasi persyaratan untuk menyesuaikan lampu depan untuk lajur lalu lintas suatu negara makin ditolak keras, dan sekarang jarang dijalankan oleh polisi-polisi di Eropa. Di Perancis, ini pernah berlaku pada penghapusan persyaratan menggunakan lampu bercahaya kuning tahun 1993; kendaraan beregistrasi luar negeri sekarang kurang terlihat pada malam hari.
Tanpa mobil gandengan, sepeda motor, skuter bermotor, motor bebek, dan sepeda hampir simetris dengan setangnya di tengah. Bagaimanapun, sepeda motor sering dilengkapi dengan lampu depan bercahaya asimetrik tipe otomotif yang kadang-kadang diberi persyaratan untuk menyesuaikan apabila dibawa ke suatu negara dengan lajur lalu lintas yang berbeda.
Lampu asap belakang
Di UE, kendaraan harus dilengkapi dengan satu atau dua lampu asap belakang. Sebuah Sebuah lampu asap belakang tunggal dapat dipasang di garis tengah kendaraan, atau pada sisi pengemudi. Pemasangan tidak dapat dilakukan pada sisi penumpang. Ini kadang-kadang membutuhkan pembelian dan pemasangan komponen penerangan lokal.
Bus
Pebandingan antara pintu kontinental (kiri) dengan pintu darurat biasa (kanan) pada bus Plaxton Paramount.
Bus memiliki pintu penumpang hanya pada bagian pinggiran jalan, yang melarang kemampuan mereka untuk beroperasi secara efektif pada sisi jalan yang berlawanan, karena itu mereka dirancang. Meningkatnya, bus pariwisata, yang sering menyeberangi batas jalan selama jam kerja, dilengkapi dengan sebuah pintu di sisi yang berlawanan dengan pinggiran jalan, untuk memudahkan jalan masuk dan keluar di luar negeri. Di Britania, ini disebut sebagai "pintu kontinental", sejak penggunaannya di kontinental Eropa. Kegunaannya ganda sebagai pintu darurat, tetapi lebih sering digunakan daripada pintu keluar yang dirancang untuk darurat.
Sering digunakan secara langsung untuk menguatkan sebuah pintu bukan-sisi-pinggiran-jalan pada bus dengan tinggi lantai yang rendah, contohnya banyak bus double-decker (bertingkat) tradisional Inggris dijual untuk penggunaan pariwisata di AS dan Kanada.
Kereta Api
Kereta memasuki Terowongan Channel dari Perancis
Kereta kadang-kadang tidak beroperasi pada sisi yang sama seperti jalan untuk mobil. Di Perancis, jalur kereta pertama dibangun oleh insinyur Inggris, sehingga berjalan di kiri - berlawanan dengan mobil. Sebuah pengecualian di region Alsace-Moselle, dimana kereta berjalan di kanan karena jalur baru dibangun pada abad ke-19 ketika Alsace-Moselle menjadi bagian dari Jerman. Jembatan pada bekas perbatasan membolehkan kereta bertukar sisi.
Pengecualian lebih banyak pada lajur kiri atau kanan seringnya pada kereta api daripada mobil. Awalnya, beberapa kereta uap merupakan RHD, dengan masinis duduk di kanan, dan konduktordi kiri. Ini merupakan peraturan pokok di Inggris dan meluas ke Amerika Serikat dan belahan dunia lain. RHD tidak pernah ditukar ke LHD bahkan apabila kereta bertukar ke lajur kanan. RHD menjadi cara pokok untuk mengoperasikan kereta, dengan masinis di kanan dan asisten, duduk di sisi kiri. Ironisnya, beberapa perusahaan kereta api, London Underground bertukar ke LHD dengan lajur kiri. LHD dengan lajur kiri juga makin populer di perusahaan kereta api utama Inggris, dengan Great Western menjadi satu-satunya dari "empat besar" dimana masinis duduk di kanan.
Di negara dengan kereta pada lajur kanan sering dikatakan bahwa RHD lebih aman, mungkin bahwa sesuatu dari kereta melewati rel kiri (seperti pintu kargo terbuka) dapat menghantam kereta. Dalam masalah itu, masinis di kanan lebih aman daripada dudukdi kiri. Juga, sejak rambu dan sinyal sering dipasang di luas formasi rel ganda (contohnya sisi kiri untuk lajur kanan atau sebaliknya), membolehkan masinis di sisi tersebut melihat rambu dan sinyal dengan mudah, dan juga untuk melihat keseluruhan platform daripada secara langsung atau menggunakan cermin, sepertinya lebih mudah dengan satu orang yang mengoperasikan kereta.
Sistem trem dan kereta jalan mengikuti peraturan yang sama seperti lalu lintas jalan normal di suatu negara, keduanya pada jalan dan pada bagian yang dikhususkan. Pengemudi seringnya duduk di tengah kendaraan, tetapi beberapa satu orang yang mengoperasikan trem telah dipindahkan sehingga pengemudi duduk menghadap tengah jalan (contohnya pada lajur kiri pada sistem Blackpool, pengemudi di sebelah kanan) dengan pintu penumpang di sisi pinggiran jalan.
Tidak seperti jalan raya, sangant mungkin bagi kereta untuk berjalan secara aman pada sisi yang salah setelah sinyal dua arah dipasang. Ini hanya dapat digunakan pada keadaan yang terbatas, sejak persimpangan dan infrastruktur lainnya disesuaikan untuk perjalanan satu arah.
Disadur dari : wikipedia