--> Skip to main content

Contoh Artikel Eksplanatif Berbagai Tema yang Menarik

Apa yang dimaksud dengan contoh artikel eksplanatif ? Contoh artikel eksplanatif dalam berbagai bidang bisa kamu jadikan sebagai referensi. Berikut akan ada pembuatan briket, eco enzim dan beberapa bidang lainnya yang bisa bermanfaat.

Briket adalah bahan bakar padat yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti kayu, sekam padi, sabut kelapa, serbuk gergaji, dan limbah pertanian lainnya. Briket umumnya digunakan sebagai pengganti kayu bakar dalam memasak dan pemanas, karena lebih efisien dan ramah lingkungan.

Cara membuat briket cukup sederhana. Pertama, bahan-bahan organik tersebut dicampur dengan perekat seperti tepung tapioka atau pati jagung, kemudian dicetak dalam bentuk silinder atau kotak menggunakan mesin pencetak briket. Setelah itu, briket dikeringkan di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan oven.

Keuntungan menggunakan briket adalah lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar, karena briket menghasilkan lebih banyak panas per satuan berat dibandingkan kayu bakar. Selain itu, briket juga ramah lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan organik yang dapat didaur ulang.

Namun, perlu diingat bahwa pembuatan briket juga memerlukan energi dan bahan-bahan untuk produksi, sehingga penting untuk memperhitungkan dampak lingkungan secara keseluruhan dalam penggunaannya.


Contoh artikel eksplanatif pembuatan eco enzim

Contoh artikel eksplanatif pembuatan eco enzim

Ecoenzim adalah cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang dapat membantu mempercepat dekomposisi bahan organik menjadi pupuk yang berguna. Ecoenzim terbuat dari campuran air, gula, dan buah-buahan atau sayuran seperti jeruk nipis, nanas, dan wortel yang telah mengalami fermentasi selama beberapa minggu.

Cara membuat ecoenzim cukup sederhana. Pertama, campurkan air, gula, dan buah atau sayuran dalam sebuah wadah, kemudian tutup rapat dengan kain atau penutup yang tidak rapat. Biarkan campuran itu mengalami fermentasi selama beberapa minggu, tergantung pada jenis buah atau sayuran yang digunakan. Setelah selesai, saring cairan tersebut dan gunakan sebagai pupuk cair untuk tanaman.

Ecoenzim memiliki banyak manfaat bagi tanaman, antara lain dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, memperbaiki kualitas tanah, dan membantu melawan serangan hama dan penyakit. Selain itu, ecoenzim juga ramah lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan alami dan dapat digunakan sebagai alternatif pupuk kimia yang lebih berbahaya bagi lingkungan.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan ecoenzim juga memerlukan perhatian dan pemahaman tentang dosis dan cara penggunaan yang tepat. Terlalu banyak atau terlalu sedikit ecoenzim dapat berdampak negatif pada tanaman dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, sebaiknya ikuti instruksi penggunaan dengan teliti dan konsultasikan dengan ahli pertanian atau petani yang berpengalaman.


Contoh artikel eksplanatif pembuatan biogas

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan organik seperti limbah pertanian, limbah ternak, atau limbah makanan. Biogas terdiri dari campuran gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), serta gas-gas lainnya seperti hidrogen sulfida (H2S) dan amonia (NH3). Biogas dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.

Cara membuat biogas cukup sederhana. Pertama, bahan organik seperti limbah pertanian atau limbah makanan dicampur dengan air dalam sebuah wadah yang disebut digester. Digester harus ditutup rapat untuk mencegah udara masuk. Setelah itu, biogas yang dihasilkan dari proses penguraian akan naik ke atas dan dapat ditangkap dengan menggunakan pipa yang terhubung ke digester. Biogas dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar untuk memasak atau pemanas, atau dapat diubah menjadi listrik dengan menggunakan generator.

Pembuatan biogas memiliki banyak manfaat, antara lain dapat membantu mengurangi limbah organik yang tidak terpakai, mengurangi emisi gas rumah kaca, serta dapat membantu memenuhi kebutuhan energi di daerah pedesaan yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik. Selain itu, biogas juga ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi udara seperti bahan bakar fosil.

Namun, perlu diingat bahwa pembuatan biogas juga memerlukan perawatan dan pemahaman yang tepat tentang dosis dan jenis bahan organik yang digunakan. Selain itu, biogas juga memerlukan investasi awal yang cukup besar untuk pembuatan digester dan infrastruktur pendukung lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan ahli lingkungan atau teknisi energi terlebih dahulu sebelum memulai pembuatan biogas di rumah atau lingkungan sekitar.


Artikel Ekplanatif Pembuatan Tempe

Judul: Proses Pembuatan Tempeh: Dari Kedelai Hingga Produk Fermentasi yang Lezat

Tempeh adalah makanan tradisional Indonesia yang telah dikenal dan dinikmati di berbagai belahan dunia. Dibuat dari Kedelai yang difermentasi oleh jamur Rhizopus oligosporus, Tempeh tidak hanya lezat tetapi juga mengandung banyak nutrisi penting. 

Artikel ini akan menjelaskan secara rinci bagaimana proses pembuatan Tempeh, mulai dari bahan baku hingga menjadi produk akhir yang siap disajikan.


Langkah 1: Persiapan Bahan Baku

Proses pembuatan Tempeh dimulai dengan persiapan bahan baku utama, yaitu Kedelai. Kedelai dipilih yang berkualitas baik dan direndam dalam air selama beberapa jam, biasanya sekitar 8-12 jam. Perendaman ini bertujuan untuk melembutkan biji kedelai sehingga dapat dengan mudah dikupas dan difermentasi nantinya.


Langkah 2: Pengupasan dan Pencucian

Setelah Kedelai direndam dengan cukup waktu, kulit luarnya menjadi lembut dan dapat dengan mudah dikupas. Kulit luar yang telah dikupas kemudian dipisahkan dari biji kedelai, dan biji kedelai yang bersih akan digunakan untuk tahap berikutnya. Selanjutnya, biji kedelai dicuci secara menyeluruh untuk menghilangkan kotoran atau sisa kulit yang mungkin masih menempel.


Langkah 3: Proses Penggilingan

Biji kedelai yang sudah bersih kemudian digiling menjadi bubur kasar. Penggilingan ini bertujuan untuk memecah biji kedelai menjadi bagian yang lebih kecil, sehingga proses fermentasi dapat berjalan dengan baik. Bubur kasar ini kemudian akan disiapkan untuk tahap fermentasi selanjutnya.


Langkah 4: Fermentasi

Tahap fermentasi adalah inti dari proses pembuatan Tempeh. Bubur kedelai yang telah digiling diletakkan dalam anyaman dari daun pisang atau bahan lainnya. Kemudian, inokulum jamur Rhizopus oligosporus ditambahkan ke dalam bubur kedelai. 

Inokulum ini adalah sejumlah kecil Tempeh yang telah difermentasi sebelumnya. Jamur Rhizopus oligosporus akan tumbuh dan berkembang biak dalam bubur kedelai, menghasilkan benang-benang putih yang menutupi biji kedelai. Proses fermentasi berlangsung selama sekitar 24 hingga 48 jam tergantung pada suhu dan kondisi lingkungan.


Langkah 5: Pengemasan dan Penyimpanan

Setelah proses fermentasi selesai, Tempeh siap untuk dikemas dan disimpan. Tempeh dapat dipotong menjadi potongan-potongan kecil atau dipotong sesuai dengan keinginan konsumen. 

Kemudian, Tempeh dimasukkan dalam wadah atau kantong plastik untuk menjaga kesegaran dan mencegah kontaminasi. Tempeh disimpan dalam suhu dingin, seperti kulkas, untuk menjaga kualitasnya dan mencegah pertumbuhan jamur berlebih.


Kesimpulan:

Pembuatan Tempeh adalah proses yang melibatkan beberapa tahap, mulai dari perendaman dan pengupasan Kedelai hingga tahap fermentasi yang melibatkan jamur Rhizopus oligosporus. 

Proses fermentasi adalah tahap kritis dalam pembuatan Tempeh karena mengubah biji kedelai menjadi produk akhir yang lezat dan kaya nutrisi. 

Dengan pemahaman tentang proses pembuatan Tempeh, kita dapat lebih menghargai makanan tradisional Indonesia ini dan menyadari manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari mengonsumsinya.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar