MAKALAH BUDIDAYA GAHARU PENGHASIL GETAH DAMAR
Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan
warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon
atau bagian pohon
penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati,
sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan
pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aguilaria sp.
(Nama daerah : Karas, Alim, Garu dan lain-lain).
Gaharu dihasilkan tanaman sebagai
respon dari masuknya mikroba yang masuk ke dalam jaringan yang terluka. Luka
pada tanaman berkayu dapat disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan
yang patah atau kulit terkelupas, maupun secara sengaja dengan pengeboran dan
penggergajian. Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman dianggap sebagai
benda asing sehingga sel tanaman akan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin
yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit atau patogen. Senyawa
fitoaleksin tersebut dapat berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum,
serta menumpuk pada pembuluh xilem dan floem untuk mencegah meluasnya luka ke
jaringan lain. Namun, apabila mikroba yang menginfeksi tanaman dapat
mengalahkan sistem pertahanan tanaman maka gaharu tidak terbentuk dan bagian
tanaman yang luka dapat membusuk. Ciri-ciri bagian tanaman yang telah menghasilkan
gaharu adalah kulit batang menjadi lunak, tajuk tanaman menguning dan rontok,
serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan cabang
tanaman. Senyawa gaharu dapat menghasilkan aroma yang harum karena mengandung
senyawa guia dienal, selina-dienone, dan selina dienol. Untuk kepentingan
komersil, masyarakat mengebor batang tanaman penghasil gaharu dan memasukkan
inokulum cendawan ke dalamnya. Setiap spesies pohon penghasil gaharu memiliki
mikroba spesifik untuk menginduksi penghasilan gaharu dalam jumlah yang besar.
Beberapa contoh cendawan yang dapat digunakan sebagai inokulum adalah Acremonium sp., Cylindrocarpon sp., Fusarium
nivale, Fusarium solani,Fusarium fusariodes, Fusarium
roseum, Fusarium lateritium dan Chepalosporiumsp.
Proses Pembentukan Gaharu secara Buatan:
Teknologi sederhana untuk membentuk gaharu,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Melukai batang pohon
2.
Cara pembenihan mikroorganisme
3.
Pemberian oli dan gula merah
4.
Memasukan potongan gaharu
5.
Cara bor spiral pada batang gaharu (Aquilaria
malaccensis) yang berumur minimal 5 tahun
1. ANALISIS USAHA TANI
GAHARU
I.
|
Rincian
|
Jumlah
|
Satuan
|
Harga
|
Jumlah
|
|
A.
|
Tahun Ke-1
|
|||||
1
|
Pembelian
Bibit Gaharu
|
50
|
Pohon
|
Rp .25,000
|
Rp.1,250,000
|
|
2
|
Pupuk
Kandang
|
50
|
Karung
|
Rp .12,000
|
Rp.600,000
|
|
3
|
Pestisida
(Furadan)
|
1
|
Paket
|
Rp.75,000
|
Rp.75,000
|
|
4
|
Tenaga
Kerja Lepas
|
2
|
Tahun
|
Rp
.250,000
|
Rp.500,000
|
|
II
|
Jumlah
Biaya Tahun Ke-1
|
Rp.2,425,000
|
||||
B.
|
Tahun Ke 2
– 6
|
|||||
1
|
Pupuk
Kandang
|
50
|
Karung
|
Rp
.12,000
|
Rp.600,000
|
|
2
|
Pestisida
(Furadan)
|
1
|
Paket
|
Rp.75,000
|
Rp.75,000
|
|
3
|
Inokulan/
Serum 50 Pohon
|
10
|
Liter
|
Rp.550,000
|
Rp.5,500,000
|
|
4
|
Tenaga
Kerja Inokulasi
|
50
|
Pohon
|
Rp.50,000
|
Rp.2,500,000
|
|
5
|
Tenaga
Kerja Pemeliharaan
|
2
|
Tahun
|
Rp.250,000
|
Rp.500,000
|
|
6
|
Tenaga
Kerja Panen
|
50
|
Pohon
|
Rp.35,000
|
Rp.1,750,000
|
|
7
|
Tenaga
Pembersihan Kayu
|
50
|
Pohon
|
Rp.35,000
|
Rp.1,750,000
|
|
8
|
Biaya
Pengolahan Minyak
|
50
|
Pohon
|
Rp.35,000
|
Rp.1,750,000
|
|
9
|
Biaya Pembinaan
|
50
|
Pohon
|
Rp.35,000
|
Rp.1,750,000
|
|
Jumlah
Biaya Tahun Ke-1 s/d 6
|
Rp.14,175,000
|
|||||
Total
Biaya
|
Rp.16,600,000
|
|||||
II.
|
Penerimaan
|
|||||
1
|
Gubal/
Gaharu AB
|
100
|
Kg
|
Rp.1,500,000
|
Rp.150,000,000
|
|
2
|
Minyak
Gaharu
|
100
|
Mili/Cc
|
Rp.100,000
|
Rp.10,000,000
|
|
3
|
Abu
Kerokan Kayu Gaharu
|
500
|
Kg
|
Rp.15,000
|
Rp.7.500,000
|
|
4
|
Daun
Gaharu Teh
|
300
|
Kg
|
Rp.5,000
|
Rp.1,500,000
|
|
5
|
Seburuk-buruknya
Harga
|
50
|
Pohon
|
Rp.750,000
|
Rp.37,500,000
|
|
Total
Penerimaan Kotor
|
171,000,000.00
|
|||||
Total
Penerimaan Bersih
|
154,400,000.00
|
2.
LAMBANG DAN SINGKATAN
3.1.
U = Mutu utama 3.12. t = Tebal
3.2. I = Mutu pertama 3.13. TGA = Tanggung A
3.3. II = Mutu kedua 3.14. TAB = Tanggung AB
3.4. III = Mutu
ketiga 3.15. TGC = Tanggung C
3.5. IV = Mutu keempat 3.16. TK 1 = Tanggung kemedangan 1
3.6. V = Mutu kelima 3.17. SB 1 = Sabah 1
3.7. VI = Mutu Keenam 3.18. M 1 = Kemedangan 1
3.8. VII = Mutu
ketujuh 3.19. M 2 = Kemedangan 2
3.9. - = Tidak dipersyaratkan 3.20. M 3
= Kemedangan 3
3.10. p =
Panjang 3.21. kg = kilogram
3.11. l = Lebar 3.22. gr = gram
3.
ISTILAH
a. Abu
gaharu adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penggilingan atau
penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan.
b. Damar
gaharu adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari pohon atau
bagian pohon penghasil gaharu, dengan aroma yang kuat, dan ditandai oleh warnanya
yang hitam kecoklatan.
c. Gubal
gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu,
memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh
warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
d. Kemedangan
adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu,
memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya
yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar, dan kayunya
yang lunak.
4. SYARAT TUMBUH
Gaharu dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai
pegunungan dengan ketinggian 750 mdpl.
A. Identitas
Tanaman
Tinggi pohon mencapai 40 m dengan diameter batang
mencapai 60 cm. Permukaan batangnya licin, berwarna keputih-putihan,
kadang-kadang beralur.
Bentuk daun lonjong agak memanjang dengan ukuran
panjang 6-8 cm, lebar 3-3,5 cm. Ujung daun meruncing, daun kering biasanya
berwarna abu-abu kehijauan, tepi daun agak bergelombang, melengkung, kedua
permukaannya licin dan mengkilap. Tulang daun sekunder 12-16 pasang.
Bunga terdapat pada ujung ranting,
ketiak daun. atau kadang-kadang di bawah ketiak daun. Bunga berbentuk
lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau
harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya sampai 4
cm, lebar 2,5 cm. Bentuk biji bulat telur, tutupnya rapat oleh rambut
yang berwarna merah.
Secara umum, ada 2 (dua) cara perbanyakan bibit
tanaman gaharu, yaitu dengan cara generatif dan vegetatif.
- Cara
Generatif
Berikut adalah Beberapa Gambar Buah dan Benih
·
Buah yang sudah tua di batang
dikumpulkan pada musim buah.
·
Buah yang diperoleh dikeringkan
selama beberapa hari dengan cara diangin-anginkan atau dijemur selama 2 (dua)
jam pada pagi hari, yaitu antara jam 08.00-10.00.
·
Biji yang sudah kering ditaruh di
dalam karung dan disimpan dengan baik, jangan sampai terkena air, lembab,
berjamur atau dimakan serangga dan tikus, sampai waktunya untuk disemaikan.
Pembuatan bibit secara puteran (cabutan di sekitar
tanaman gaharu tua)
Tanaman
Gaharu dapat dikembangbiakkan secara alami melalui pemencaran biji. Pohon
yang sehat biasanya dapat menghasilkan banyak biji dengan daya kecambah yang
cukup tinggi. Umumnya, pohon yang berasal dari biji baru bisa
menghasilkan buah setelah berumur ± 8 (delapan) tahun.
Anakan
gaharu dapat diambil pada awal musim penghujan. Pengambilan anakan ini
harus disertai dengan tanah disekitarnya dan dilakukan dengan hati-hati agar
akar jangan sampai rusak. Kemudian anakan tersebut ditempatkan di polybag
dan dipelihara di bedengan sampai siap untuk ditanam.
- Cara
Vegetatif
Perbanyakan bibit tanaman gaharu secara vegetatif
dapat dengan cangkok, okulasi, stek pucuk dan lain sebagainya. Namun cara
vegetatif ini memiliki kelemahan, antara lain :
1. Perakaran tanaman kurang lengkap, sehingga mudah
roboh bila tertiup angin kencang.
2. Tanaman kurang tahan menghadapi keadaan kurang air,
khususnya di musim kemarau panjang, karena sifat perakarannya yang dangkal dan
kurang mampu mengambil air tanah.
Namun perbanyakan dengan cara
vegetatif ini adalah bibit relatif lebih cepat dibandingkan dengan cara
generatif.
5.
PENANAMAN
Penanaman benih gaharu sebaiknya dilakukan pada awal
musim hujan di pagi hari sampai jam 11.00, dan dapat dilanjutkan pada jam 4
petang harinya.
A. Jarak
Tanam
Jarak tanam 3x3 m (1.000 pohon/ha.), namun dapat juga
2.5x3 m sampai 2.5x5 m. Jika tanaman gaharu ditanam pada lahan yang sudah
ditumbuhi tanaman lain, maka jarak tanaman gaharu minimal 3 m dari tanaman
tersebut.
B. Lubang
tanam
Ukuran lubang tanam adalah 40x40x40 cm. Lubang yang
sudah digali dibiarkan minimal 1 minggu, agar lubang beraerasi dengan udara
luar. Kemudian masukkan pupuk dasar, campuran serbuk kayu lapuk dan kompos
dengan perbandingan 3:1 sampai mencapai ¾ ukuran lubang. Kemudian setelah
beberapa minggu pohon gaharu, siap untuk ditanam.
C. Pemeliharaan
Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat
juga setiap 6 bulan dengan kompos sebanyak 3 kg melalui pendangiran dibawah
canopy.
Penggunaan
pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan
dengan dosis rendah (5 gr/tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian
dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman.
Hama
tanaman gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di
permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan
dengan pemangkasan pohon pelindung agar kena cahaya matahari diikuti
penyemprotan pestisida seperti. Pembersihan gulma dapat dilakukan 3 bulan
sekali atau pada saat dipandang perlu.
Pemangkasan
pohon dilakukan pada umur 3 sampai 5 tahun, dengan memotong cabang bagian bawah
dan menyisakan 4 sampai 10 cabang atas. Pucuk tanaman dipangkas dan dipelihara
cukup sekitar 5 m, sehingga memudahkan pekerjaan inokulasi gaharu.
6. KLASIFIKASI
Gubal gaharu
dibagi dalam tanda mutu, yaitu :
- Mutu utama, dengan tanda mutu U, setara mutu super.
- Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu AB.
- Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu sabah super.
Kemedangan
dibagi dalam 7 (tujuh) kelas mutu, yaitu :
- Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu TGA atau TK I.
- Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu SB I.
- Mutu ketiga, dengan tanda mutu III, setara mutu TAB.
- Mutu keempat, dengan tanda mutu IV, setara mutu TGC.
- Mutu kelima, dengan tanda mutu V, setara mutu M 1.
- Mutu keenam, dengan tanda mutu VI, setara mutu M 2.
- Mutu ketujuh, dengan tanda mutu VII, setara mutu M 3.
Abu gaharu
dibagi dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu :
- Mutu Utama, dengan tanda mutu U.
- Mutu pertama, dengan tanda mutu I.
- Mutu kedua, dengan tanda mutu II.
7.
CARA PEMUNGUTAN
Gubal gaharu
dan kemedangan diperoleh dengan cara menebang pohon penghasil gaharu yang telah
mati, sebagai akibat terjadinya akumulasi damar wangi yang disebabkan oleh
infeksi pada pohon tersebut.
7.2.
Pohon yang telah ditebang lalu dibersihkan dan dipotong-potong atau
dibelah-belah, kemudian dipilih bagian-bagian kayunya yang telah mengandung
akumulasi damar wangi, dan selanjutnya disebut sebagai kayu gaharu.
7.3.
Potongan-potongan kayu gaharu tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kandungan
damarnya, warnanya dan bentuknya.
7.4.
Agar warna dari potongan-potongan kayu gaharu lebih tampak, maka
potongan-potongan kayu gaharu tersebut dibersihkan dengan cara dikerok.
7.5.
Serpihan-serpihan kayu gaharu sisa pemotongan dan pembersihan atau pengerokan,
dikumpulkan kembali untuk dijadikan bahan pembuat abu gaharu.
8.
SYARAT MUTU
8.1.
Persyaratan umum
Baik gubal
gaharu maupun kemedangan tidak diperkenankan memiliki cacat-cacat lapuk dan
busuk.
8.2.
Persyaratan khusus
Persyaratan
khusus mutu gaharu, dapat dilihat berturut-turut pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1.
Persyaratan Mutu Gubal Gaharu
No.
|
Karakteristik
|
M u t u
|
||
U
|
I
|
II
|
||
1.
|
Bentuk
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
Ukuran :
p l t |
4 – 15 cm
2 – 3 cm > 0,5 cm |
4 – 15 cm
2 – 3 cm > 0,5 cm |
>15 cm
- - |
3.
|
Warna
|
Hitam merata
|
Hitam kecoklatan
|
Hitam kecoklatan
|
4.
|
Kandungan
damar wangi
|
Tinggi
|
Cukup
|
Sedang
|
5.
|
Serat
|
Padat
|
Padat
|
Padat
|
6.
|
Bobot
|
Berat
|
Agak berat
|
Sedang
|
7.
|
Aroma
(dibakar)
|
Kuat
|
Kuat
|
Agak kuat
|
Tabel 2.
Persyaratan Mutu Kemedangan
No.
|
Karakteristik
|
M u t u
|
||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
||
1.
|
Warna
|
Coklat kehitaman
|
Coklat bergaris hitam
|
Coklat bergaris putih tipis
|
Kecoklatan bergaris putih tipis
|
Kecoklatan bergaris putih lebar
|
Putih keabu-abuan garis hitam tipis
|
Putih keabu-abuan
|
2.
|
Kandungan
damar wangi
|
Tinggi
|
Cukup
|
Sedang
|
Sedang
|
Sedang
|
Kurang
|
Kurang
|
3.
|
Serat
|
Agak padat
|
Agak padat
|
Agak padat
|
Kurang padat
|
Kurang padat
|
Jarang
|
Jarang
|
4.
|
Bobot
|
Agak berat
|
Agak berat
|
Agak berat
|
Agak berat
|
Ringan
|
Ringan
|
Ringan
|
5.
|
Aroma
(dibakar)
|
Agak kuat
|
Agak kuat
|
Agak kuat
|
Agak kuat
|
Kurang kuat
|
Kurang kuat
|
Kurang kuat
|
Tabel 3.
Persyaratan Mutu Abu Gaharu
No.
|
Karakteristik
|
M u t u
|
||
U
|
I
|
II
|
||
1.
|
Warna
|
Hitam
|
Coklat kehitaman
|
Putih kecoklatan/kekuningan
|
2.
|
Kandungan
damar wangi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Kurang
|
3.
|
Aroma
(dibakar)
|
Kuat
|
Sedang
|
Kurang
|
DAFTAR
PUSTAKA
http://ggimempawah99.blogspot.com/Budidaya-dan-teknis-perawatan-gaharu.html
http://kayugaharu.org/bagaimana-cara-menghasilkan-gaharu.hmtl