Mie Instan Menyebabkan Usus Bekerja Dua Kali, Ini Tips Memasak Mie Instan Yang Aman
Cara Mengkonsumsi Mie Instan Yang Sehat
Waspada Mie Instan ! Ini Tips Konsumsi Mie Instan Yang Aman
Mie Instan Menyebabkan Usus Bekerja Dua Kali, Ini Tips Memasak Mie Instan Yang Aman
Mie Instan Menyebabkan Usus Bekerja Dua Kali, Ini Tips Memasak Mie Instan Yang Aman
Assalamualaikum,
sobat blogger semuanya ! Kali ini kita akan membahas mengenai salah satu jenis
makanan fast food, yakni Mie Instan. Tak heran banyak orang menyukainya,
sehingga ketagihan untuk mengonsumsinya. Ditambah dengan harganya yang murah cocok untuk para mahasiswa yang kos.
sehingga ketagihan untuk mengonsumsinya. Ditambah dengan harganya yang murah cocok untuk para mahasiswa yang kos.
Mie instan
merupakan salah satu makanan yang seingkali dijadikan menu
makan, paling mudah ditemukan, praktis, dan disukai banyak orang karena
rasanya yang enak. Hal ini semakin diperkuat karena industri mie instan yang
semakin pesat. Terbukti, kian hari, merek dan jenis begitu pula rasa mie instan
semakin bervariasi. Mie instan juga memiliki rasa yang nikmat dan gurih.
Daya
simpannya yang tahan lama juga membuat mi instan kerap menjadi pilihan untuk mereka
yang tinggal sendiri namun tak punya waktu untuk memasak. Atau bagi mereka
yang memang malas memasak makanan yang terkenal ribet.
Namun,
disamping rasanya yang enak mie instan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Bumbu yang ada dalam mi instan mengandung kadar garam dan pengawet, seperti
monosodium glutamat (MSG) yang tinggi, sehingga pada orang yang memiliki
hipertensi, kegemukan dan diabetes tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya.
Dilansir
oleh DetikHealth dari Titi Sekarindah, MS. SpGK, pakar gizi dari Rumah Sakit
Pertamina, Jakarta mengatakan bahwa mie instan tidak dianjurkan untuk
dikonsumsi orang yang gemuk, hipertensi, atau diabetes. Karbohidrat yang
terkandung di dalamnya sudah mengalami proses berkali-kali yang membuatnya
mudah sekali diserap sehingga dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
Bagi Anda
penggemar mi instan, lebih baik mengurangi untuk mengonsumsinya. Tujuannya
adalah demi kesehatan tubuh Anda. Jika ingin memakannya pun Anda harus olah
secara sehat. Bagaimana cara mengkonsumsi mie instan dengan baik dan
meminimalisir dampak buruk mengkonsumsi mie instan akibat salah cara konsumsi?
1. Mengurangi
Frekuensi Konsumsi
Sudah diketahui banyak orang bahwa tidak baik untuk
kesehatan jika mengonsumsi mi instan terlalu sering. Mie instan boleh-boleh
saja Anda konsumsi tapi minimal satu minggu sekali saja. Itupun jika Anda
benar-benar ingin memakannya. Jangan biasakan diri Anda untuk mengonsumsi mie
instan.
Terlalu banyak mengonsumsi mie instan disinyalir akan menimbulkan banyak efek negatif bagi tubuh oleh karena kandungan bahan pengawet atau penyedap rasanya. Kemudian, selain kandungan karbohidrat, mie instan tak cukup memiliki kandungan vitamin, mineral, atau serat, yang bermanfaat bagi tubuh. Sehingga, pada dasarnya mie instan tidak cukup memiliki nutrisi bagi keseimbangan gizi tubuh manusia.
"Namun yang paling berbahaya adalah adanya kandungan bahan pengawet, MSG (monosodium glutamat), dan bahan pewarna makanan yang ada di dalam mi instan," ungkap dr Patricia Wijaya, dokter ahli kecantikan dari Beauty Inc. kepadaKompas Female, usai peluncuran produk mi instan baru di Swiss Bel Hotel.
Terlalu banyak mengonsumsi mie instan disinyalir akan menimbulkan banyak efek negatif bagi tubuh oleh karena kandungan bahan pengawet atau penyedap rasanya. Kemudian, selain kandungan karbohidrat, mie instan tak cukup memiliki kandungan vitamin, mineral, atau serat, yang bermanfaat bagi tubuh. Sehingga, pada dasarnya mie instan tidak cukup memiliki nutrisi bagi keseimbangan gizi tubuh manusia.
"Namun yang paling berbahaya adalah adanya kandungan bahan pengawet, MSG (monosodium glutamat), dan bahan pewarna makanan yang ada di dalam mi instan," ungkap dr Patricia Wijaya, dokter ahli kecantikan dari Beauty Inc. kepadaKompas Female, usai peluncuran produk mi instan baru di Swiss Bel Hotel.
2. Buang Air Rebusannya
Kandungan
bahan berbahaya dalam mi instan ini didapatkan dari proses pengolahan sampai
proses pengawetan yang dilakukan dengan cara menggoreng mi sampai kering.
Proses penggorengan biasanya menggunakan minyak goreng, yang membuat air
rebusan menjadi keruh dan sedikit berminyak ketika direbus.
Mengonsumsi
mi instan dengan memakai air rebusannya memang rasanya lebih enak. Namun, hal
ini jangan Anda biasakan karena dalam jangka panjang, bahan kimia tersebut akan
sangat berbahaya. Alangkah baiknya, jika mengonsumsinya menggunakan air rebusan
yang baru saja agar bisa mengurangi risiko terkena efek negatif.
Banyak orang
yang mengatakan bahwa air rebusan pertama ini harus dibuang agar pengawetnya
hilang. Namun sebenarnya zat pengawet ini tidak akan hilang.
Air rebusan
mi instan yang pertama akan mengeluarkan minyak dan zat kimia lainnya yang
mungkin saja digunakan untuk membuatnya. Namun, bahan pengawet dan kandungan
lain yang berbahaya bagi kesehatan ketika diolah lebih lanjut ini tidak akan
hilang 100 persen. Ia hanya akan berkurang sedikit ketika air rebusan pertama
dibuang.
Kandungan
minyak, bahan pengawet, MSG, dan zat pewarna masih akan tetap menempel pada mi
instan meski kadarnya sudah berkurang beberapa persen. Perlu Anda ketahui,
penggunaan bahan pengawet tak selamanya membahayakan, karena produsen mi instan
tentunya harus mengikuti standar aman yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM).
Namun kandungan
bahan kimia ini masih berpotensi untuk menyebabkan berbagai gangguan kesehatan
bila dikonsumsi secara rutin. "Efek yang dirasakan memang adalah efek
jangka panjang, misalnya gangguan pencernaan, konstipasi, sampai kanker
pencernaan, dan lainnya," tukasnya.
Dalam jangka
panjang, bahan kimia tersebut juga akan sangat berbahaya bagi kecantikan wajah
dan kulit. Kulit menjadi lebih kering, yang kelak akan menimbulkan berbagai
gejala penuaan dini. Selain itu, mi instan juga akan merusak program diet Anda,
karena kadar kalorinya tinggi.
3. Tidak Dianjurkan Mengkonsumsi
Bersama Nasi
Kandungan
karbohidrat juga ada di dalam mi instan. Untuk mengonsumsinya, jangan lagi Anda
tambahkan nasi. Nasi juga memiliki karbohidrat sehingga jika Anda memakan
secara bersamaan akan berdampak buruk pada kesehatan. Selain menambahkan
sayur-mayur, Anda juga bisa menambahkan berbagai jenis makanan lain yang
memiliki kandungan protein, seperti telur.
Bagaimanapun
juga mie instan tidak bisa menggantikan makanan penuh. Mi instan tetap akan
dianggap sebagai makanan bantu sementara untuk menunda rasa lapar. Selain tidak
baik untuk jika dikonsumsi secara terus-menerus, kandungan gizi di dalam mi
instan juga tidak memenuhi kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh. Gangguan
kesehatan yang bisa ditimbulkan bila Anda terus-menerus mengonsumsi mi instan,
seperti obesitas, kenaikan kadar gula darah, kenaikan tensi tubuh, dan lain
sebagainya.
Prof C Hanny
Wijaya, Food Science Expert dan Head of Food Chemistry Division IPB, mengatakan
jika memilih makan mi instan penting untuk memerhatikan papan gizi pada kemasan
mi instan.
"Yang
paling dikhawatirkan saat makan mi instan adalah kandungan lemak tinggi pada
mi, dan garam sodium dalam jumlah tinggi pada bumbu. Sodium inilah yang perlu
dicermati, dan sebaiknya asupan sodium tak melebihi dari 300 mg per sajian.
Perhatikan jumlah sodium di papan gizi," jelas Prof Hanny saat peluncuran
Tropicana Slim Low Fat Noodles di Jakarta,
Menurut Prof
Hanny, tak ada aturan pasti seberapa sering boleh makan mi instan. Tapi penting
bagi setiap orang untuk menjalankan pola makan dengan gizi seimbang
dan kebiasaan makan yang baik juga memerhatikan unsur kesehatan.
4. Tambahkan Sayur Dan Telur
Agar tetap
sehat mengonsumsi mi instan. Anda bisa tambahkan berbagai jenis sayur.
Tambahkan sayur-mayur, seperti tomat, sawi hijau, toge, daun bawang, dan
sayuran kesukaan Anda lainnya. Dengan menambahkan sayur-mayur di dalamnya,
setidaknya Anda mempedulikan kesehatan tubuh agar tetap sehat.
Sekali lagi,
boleh-boleh saja menikmati mi instan, tetapi sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu
sering. Jangan menjadikan mi instan sebagai makanan utama, melainkan sebagai
jajanan selingan saja. Tetaplah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk
sarapan, makan siang, dan makan malam.
Sumber : Kompas.com