--> Skip to main content

Travelling Di Kota Bertuah



Bagi sebagian orang, travelling merupakan harga mati disaat kesibukan pekerjaan yang seabrek. Bagi mereka memiliki kocek yang mumpuni, bisa memilih destinasi wisata luar negeri yang memang spektakuler. Akan tetapi, wisata didalam negeri juga merupakan opsi alternatif lainnya bagi mereka yang memiliki anggaran dan waktu yang terbatas
. Nah, kali ini saya akan mengajak sobat untuk berpetualang di salah satu kota yang dijuluki dengan “kota seribu ruko” tempat bumi melayu berada. Sebuah anekdot yang sering ditujukan terhadap negeri ini, negeri yang kaya akan minyak, minyak diatas (baca:sawit) dan minyak dibawah (baca:minyak bumi). Benar! Dia adalah Ibukota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru alias Kota Bertuah.


Tidak banyak memang yang tahu mengenai destinasi wisata yang menarik di kota yang terkenal karena temperatur tingginya ini. Kota ketiga terbesar di Sumatera ini memang masih dalam proses perkembangan menuju kota metropolitan. Oke, kita mulai saja petualangan seharian di kota ini.

Pertama, pagi hari saya mulai mendaratkan kaki di bumi melayu ini dari perbatasannya dengan Kabupaten Kampar, di suatu desa bernama Kualu Nenas.Tempat ini terkenal dengan lokasi sentra nenasnya. Lho, memang Riau terkenal hanya dengan sawitnya saja? Ternyata nenas juga lho! Kita bisa berwisata kuliner menikmati camilan khas kripik nenas. Saya bisa melihat langsung proses pembuatan kripik nanas. Memang pabrik kripik nenas ini masih dalam skala home industry, tetapi justru itu menjadi pemikat saya untuk melihat lebih dalam lagi proses pembuatannya. Para petani nenas itu menjajakan kripik nenas buatannya disepanjang jalan lintas yang menghubungkan kota Pekanbaru dengan Kota Bangkinang ini.


Setelah bosan dengan icip-icip makanan, salah satu tempat yang menjadi agenda saya berikutnya adalah suatu tempat bernama Alam Mayang. Lokasi yang merupakan hamparan daerah hijau yang ditumbuhi berbagai jenis pohon dan memiliki beberapa danau buatan sebagai tempat penggila mancing. Lokasinya agak jauh memang dari pusat kota. Letaknya sekitar 7 kilometer dari pusat kota yang berada di Kecamatan Bukit Raya. Tapi begitu mendarat di sana, pemandangan dan kesejukan yang ditawarkannya menjadikan penat perjalanan saya seakan lenyap menguap. Tempat ini jauh dari hiruk-pikuk perkotaan sehingga tidak heran disana saya juga banyak menemui keluarga yang menghabiskan waktu senggang mereka. Kebetulan saat itu memang weekend.


Setelah itu, saya kembali menuju pusat kota Sudirman. Saya melangkah menuju Anjungan Seni Idrus Tintin  yang berdiri megah di Arena Purna MTQ. Saatnya wisata kesenian! Disini saya menemui bangunan khas melayu dengan segala jenis arsitekturnya yang memukau. Komplek ini juga menjadi tempat hangout favorit anak-anak muda. Konon, bangunan megah ini sempat menjadi tempat pelaksanaan acara puncak Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2008 silam. Hebat, bukan?


Masih kurang puas dengan wisata kesenian khas melayu lainnya? Saya pun melaju menuju Museum Sang Nila Utama yang juga terletak di pusat kota Sudirman. Di dalamnya, saya banyak menemukan berbagai koleksi benda-benda khas melayu seperti pakaian adat, baju pengantin, alat-alat musik tradisional khas Kabupaten Kampar, Meranti, Siak, Bengkalis, dan daerah lain di Provinsi Riau serta benda-benda bersejarah khas melayu lainnya yang mempesona!


Sore hari, ketika adzan Ashar berkumandang, menjadi hal yang menarik ketika sholat di Mesjid Agung An-Nur. Letaknya berada di Jalan Hang Tuah. Memasuki pelataran mesjid ini saja membuat saya terkagum-kagum. Wajar saja memang, mesjid ini menjadi salah satu mesjid termegah di Provinsi Riau dengan arsitektur khas melayunya. Beberapa ruangannya juga dipakai untuk kegiatan keislaman, seperti pengajian dan pendidikan Islam. Bagi traveller yang senang browsing, juga disediakan fasilitas Wifi gratis. Eits, tapi daftar dulu ke pengurus mesjid. :D


Saya masih menyempatkan kembali ke kecamatan Payung Sekaki, dimana salah satu stadion termegah di Indonesia berada. Namanya adalah Stadion Utama Riau. Disini saya mulai tercengang lagi. Pasalnya Stadion ini adalah saksi bisu perhelatan akbar PON tahun 2012 silam. Maka dari itu, Stadion Utama Riau menjadi opsi menarik untuk dikunjungi. Komplek Stadion Utama Riau yang merupakan bagian dari  Universitas Riau ini, selalu ramai dikunjungi kawula muda. Disini kita bisa menyewa sepeda untuk berkeliling mengitari areal Stadion. Para penjaja makanan, mulai dari jagung bakar, kelapa muda, berbagai jenis minuman, bakso bakar, dan makanan ringan lainnya banyak menjamur. sebagai tempat hangout sore hari. Hanya saja, kemegahan stadion ini hilang seiring pudarnya pembukaan PON kemarin dan banyaknya skandal korupsi yang menggerogotinya. Sebuah fenomena yang menjadi hal lumrah di negeri ini.


Bila ditinjau lebih jauh lagi, tidak dapat dipungkiri segala aktifitas kita sangat bergantung terhadap alam, yang justru semuanya itu bersifat mencemari. Hal ini semakin diperparah dengan rendahnya kesadaran kita dalam mencegah aktifitas yang dapat merusak lingkungan itu sendiri.


Ironi memang, sebagai traveller, sudah sepatutnya kita menjaga kebersihan lingkungan. Pasalnya banyak dari pengunjung yang tidak mengindahkan kebiasaan klasik “buang sampah pada tempatnya”. Alhasil, disepanjang jalan menuju stadion utama ini, banyak bertebaran sampah dari berbagai makanan. Sungguh disayangkan! Padahal keindahan komplek ini sudah menjadi nomor wahid. Namun begitu ternoda oleh sampah hasil aktifitas pengunjung, keindahannya justru memudar. Kita lupakan sejenak.
Saya memberikan opsi menarik lainnya, atau bila berkunjung via udara, sobat akan menjumpai Bandara Internasional Sutan Syarif Kasim II. Di pelataran Bus TMP sudah menanti kita. Bus TMP (Trans Metro Pekanbaru) teknisnya memang seperti Busway di Jakarta, namun tidak punya jalur khusus, itu saja! Selanjutnya kita bisa memilih untuk berkeliling kota sesuai rute yang kita inginkan. Pastinya full AC dengan harga yang akrab di saku traveller.


Oke, setelah sekian jam pontang-panting di kota bertuah, saya harus istirahat. Bagi sobat yang punya kocek gede, bisa langsung check-in di berbagai hotel kelas bintang lima yang menjamur di Sudirman. Bagi saya, traveller kelas teri, cukup menginap di rumah saudara saja! Gratiss ....
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar