REVIEW JURNAL ANALISIS EKONOMI BASIS DI WILAYAH MEGAPOLITAN JABODETABEK
REVIEW
JURNAL “ANALISIS EKONOMI BASIS DI WILAYAH MEGAPOLITAN JABODETABEK”
Peneliti
: Nandang Najmulmunir
Oleh
: Muhammad Reza Harahap
Latar
Belakang
Dalam latar belakang
ini, peneliti mengemukakan informasi singkat mengenai kota Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi, disingkat menjadi Jabodetabek. Peneliti mengemukakan
permasalahan pada paragraf ke-empat yang mengatakan bahwa permasalahan yang
timbul diwilayah perkotaan sering bersumber dari tidak adanya keserasian dalam
manajemen perkotaan.
Peneliti juga
menjelaskan mengenai konsep efisiensi, Equity, Meminimalkan risiko lingkungan,
Generate income, pencegahan dampak buruk mekanisme pasar, Benefit transfer
antar wilayah dan Identity dan Diversity. Beberap konsep tersebut merupakan
bagian penting dari latar belakang. Pada bagian latar belakang, peneliti tidak
merincikan latar belakang permasalahan sehingga kurang singkron dengan tujuan
penelitian yang akan dikemukakan pada bagian selanjutnya.
Tujuan
Penelitian
1) Mengidentifikasi peran sektorsektor
ekonomi wilayah di Jabodetabek.
2) Mengidentifikasi struktur ekonomi
masing-masiang wilayah
3) Menentukan sektor b asis ekonomi dan
non basis di wilayah Jabodetabek
Tujuan ini sudah mencakup
dari permasalahan yang dibahas sebelumnya. Dalam jurnal ini peneliti telah merumuskan
permasalahan yang menjadi fokus pemecahannya. Adapun untuk menjawab tujuan
penelitian tersebut dengan menggunakan metode Ekonomi Basis.
Pendekatan
Konsep Megapolitan
Dalam bagian lain,
peneliti juga membahas mengenai pendekatan konsep megapolitan. Selain
mengemukakan konsep megapolitan yakni konsep menjelaskan bagaimana antar kota
terjadi keterkaitan ekonomi yang sangat kuat. Oleh karena itu perspektif utama
dalam wilayah megapolitan adalah pendekatan ekonomi regional, bukan politis
(Najmulmunir, 2006).
Metodologi
Dalam metodologi penelitian ini,
peneliti menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam memecahkan
permasalahan dan untuk menjawab tujuan penelitian yakni dengan menggunakan
metode Analisis Location Quotient (LQ), yang ditujukan untuk mengetahui
sektorsektor basis, non basis dan sektor unggulan dan bukan unggulan.
Dalam bagian metodologi
penelitian ini peneliti menggabungkan metodologi pengambilan data dengan
metodologi penelitian. Semestinya peneliti membagi sub bab terpisah untuk
memudahkan pembaca memahami dalam proses pengambilan data dan pengolahan data.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Perkembangan Ekonomi Wilayah Jabodetabek
Dalam pembahasan bagian
pertama ini, peneliti menjelaskan konsep perkembangan ekonomi yang melihat
indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada suatu kota. Setelah
peneliti menjelaskan konsep PDRB, kemudian peneliti memberikan tabel berupa
laju pertumbuhan ekonomi wilayah jabodetabek mulai tahun 2002 hingga tahun 2005
dari BPS yang terdiri dari wilayah Jakarta pusat, Jakarta timur, Jakarta utara,
Jakarta barat, Jakarta selatan, Pulau seribu, kota Bekasi, kota Tangerang, kota
Depok dan kota Bogor.
Peneliti membahas laju
pertumbuhan ekonomi masing masing wilayah paragraf per paragraf. Peneliti
menggunakan metode analisis deskriptif untuk menjelaskan perkembangan ekonomi
terkait daerah di Jabodetabek.
2.
Struktur Ekonomi.
Pada bagian kedua
pembahasan ini, peneliti mengemukakan konsep mengenai struktur ekonomi secara
umum. Peneliti mengemukakan bahwa Wilayah Jabodetabek terbagi atas 3 tipologi
struktur ekonominya, yaitu sebagai berikut:
Tipe I: Dominasi Sektor Primer yakni
wilayah yang memiliki struktur ekonomi didominasi sektor primer yakni minyak
yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Seribu.
Tipe II: Dominasi Sektor Sekunder yakni
wilayah yang memiliki struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor sekunder
dengan kawasan industri, terdiri dari wilayah Jakarta Utara, Kota Bekasi, dan
Tangerang.
Tipe III: Dominasi sektor Tersier yakni
didominasi oleh sektor tersier adalah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta
Selatan, Depok dan Kota Bogor.
Dalam pengelompokan
tipe tipe ekonomi tersebut, peneliti tidak menjelaskan sumber referensi yang
dijadikan patokan untuk membagi wilayah menjadi tiga tipe berdasarkan sektor
lapangan usaha. Peneliti hanya membagi wilayah Jabodetabek berdasarkan sektor
mana yang menjadi mayoritas menyumbang PDRB suatu wilayah.
3.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Kelompok Sektor
Selain mengelompokkan
atas sektor lapangan usaha, peneliti juga membagi tingkat keberhasilan
pembangunan ekonomi wilayah Jabodetabek dapat dilihat pada perkembangan PDRB
berdasarkan kelompok sektor yang ada yang terdiri dari Sektor primer, sekunder
dan tersier. Peneliti menjabarkan data hasil olahan tiap tiap sektor dan
menyajikan tabel mengenai Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Kelompok Sektor
Tahun 2005 (dalam%).
4.
Sektor Basis Ekonomi di Wilayah Jadebotabek
Bagian keempat dari
pembahasan ini menjadi bagian utama, yakni mengenai sektor basis yang merupakan
sektor yang berperan dalam per kembangan ekonomi wilayah. Lawannya adalah
sektor non basis ekonomi, karena perannya dibawah rata-rata.
Peneliti telah
menjabarkan mengenai metode ekonomi basis, Indentifikasi sektor basis eko nomi
yang dapat dicapai dengan pendekatan Location Quotient (LQ). Jika nilai LQ >
1 berarti sektor basis, jika nilai LQ < 1 menunjukkan sektor non basis.
Peneliti menyajikan
tabel hasil analisis datanya mengenai Nilai Location Quotion(LQ) Berdasarkan
Wilayah Kota/Kabupaten di Jadebotabek. Setelah itu peneliti menunjukkan bahwa
masing-masing wilayah kota di Jabodetabek memiliki keunggulan dalam ekonomi. Penelitian
ini menjelaskan pada tiap-tiap wilayah di Jabodetabek mengenai sektor mana yang
menjadi basis dan non basis.
Dari tabel Nilai
Location Quotion (LQ) Berdasarkan Wilayah Kota/Kabupaten di Jadebotabek
Peneliti menyatakan bahwa terdapat beberapa wilayah yang memiliki karakteristik
hubungan horisontal yang berpotensi untuk bersaing dan hubungan vertikal
sebagai hubungan yang sinergis.
Kesimpulan
dan Saran
Bagian kesimpulan,
peneliti menyimpulkan berbagai hasil penelitian dalam beberapa paragraf yang
lebih singkat. Namun pada paragraf pertama, peneliti menjelaskan bagian yang
seharusnya tidak perlu dijelaskan pada bagian kesimpulan karena hanya berupa
informasi yang seharusnya disampaikan di bagian latar belakang.
Paragraf selanjutnya,
peneliti sudah menjelaskan mengenai pembagian wilayah Jabodetabek berdasarkan
karakter dominasi sektor. Peneliti juga menyajikan tabel mengenai Wilayah
dengan Jumlah Penduduk dan Sektor Penggeraknya. Tabel ini yang menjadi
penyimpul dari penelitian tersebut.
Pada sub bab saran,
peneliti menyampaikan sarannya yang bersifat teknis mengenai pendalaman dan pengembangan
komiditas yang menjadi prime mover-nya, sehingga menjadi identitas bagi wilayah
di Jabodetabek. Dsamping itu juga pendalaman secara vertikal dapat melahirkan
inovasi produk produknya. Saran ini hanya mengacu pada langkah yang seharusnya
dikerjakan oleh pemerintah daerah, bukan saran untuk penelitian kedepannya.
Jadi seharusnya peneliti juga memasukkan saran mengenai penelitian kedepannya
yang bisa melengkapi penelitian sekarang yang dihasilkannya.
Daftar
Pustaka
Peneliti menampilkan
daftar pustaka berupa daftar referensi sebanyak 6 buku, 5 buku adalah buku
saduran dari buku asing dan 1 buku lokal. Satu referensi memiliki tahun rilis
yang cukup lama yakni karangan Dicken, P. and P. E. Lloyd yakni tahun 1990. Peneliti
seharusnya mendapatkan referensi lebih baru sehingga lebih mendukung teori dan
pembahasan yang ada.