5 Tips Rahasia Buat Anak Kos Idaman! Wajib Baca
5 Tips Rahasia Buat Anak Kos Idaman! Wajib Baca
Assalamualaikum
sobat! Pada postingan kali ini, kita akan
bicarain kehidupan sekitar anak kos. Kenapa anak kos? Ini disebabkan kurang lebih karena penulis
sendiri adalah anak kos. Jadi pasti seru jika kita membahas jenis kehidupan
yang identik dengan anak kuliah ini.
General-nya, Anak kos dapat diungkapkan sebagai suatu jenis
makhluk (dalam hal ini manusia!) dimana
menjalani hidupnya jauh dari keluarga, karena alasan sesuatu (ex: sekolah,
kuliah, kerja, de-el-el).
Anak kos menjadi tahapan penting dalam kehidupan
seseorang. Mengapa demikian? Alasannya karena tahapan anak kos bisa mengajarkan
kepada individu terkait arti kemandirian, bagaimana mengelola keuangan sendiri,
membagi waktu secara tepat, serta bisa hidup lepas dari keluarga. Hal ini tentu
menjadi modal awal individu tersebut untuk menjalani rumah tangga pada waktu
yang akan datang.
Kebanyakan orang melihat dibalik layar anak kos adalah
mahasiswa. Nah, kita juga khusus akan membahas anak kos dengan tipe mahasiswa
tersebut. Anak kos sering di-streotip-kan
dengan kemalasan, hura-hura, boros, pacaran, atau sejenisnya yang sering
singgah di telinga kita. Padahal sobat sekalian, individu anak kos banyak yang terbebas dari tuduhan-tuduhan
tersebut. Sebagai makhluk yang telah lama mendalami seluk beluk dunia perkosan
(± 7 bulan! ;), penulis dapat simpulkan bahwa, bidang yang begitu ditakuti anak
kos bukanlah dari segi financial, seperti yang disebutkan kebanyakan orang.
Menurut penulis, hal yang menjadikan momok bagi anak kos
tergantung dari jenis karakter individunya. Bisa jadi seorang anak kos mapan
dalam hal finansial, namun begitu takut jika akan menghadapi ujian. Atau mereka
yang punya otak cerdas, namun begitu sempit dalam pergaulan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa terdapat akumulasi faktor yang membuat individu memiliki
momok yang berbeda satu sama lain.
Berikut adalahh faktor pembuat momok bagi anak kos:
1.
Finansial
Dalam hal ini, kita tidak bisa
membantah. Orang bisa saja menyebutkan hidup anak kos, sedih dan bahagianya
anak kos, itu tergantung dari tanggal di kalender. Kalau tanggal muda, anak kos
bahagia. Kalau tanggal tua, anak kos sengsara. Finansial akan menjadi momok
bagi individu jika terpenuhi tiga hal ini, bergantung penuh dari kiriman
orangtua, boros, dan murah memberi (pinjaman, traktiran, de-el-el). Jika salah satu dari ketiga hal itu tidak ada
dalam individu, maka individu itu tidak bisa dikatakan memiliki momok
finansial.
Hal ini tentunya tidak berlaku
bagi karakter yang hemat. Begitu juga dengan mereka yang bekerja paruh waktu (part time). Atau mereka yang diberi dana
berkecukupan (dibaca:berkelebihan) dari ortu yang mumpuni.
2.
Edukasi
Seorang anak kos yang kurang
(dibaca: malas) dalam memiliki kecakapan otak, tentu materi pelajaran di kampus
menjadi momok. Sebenarnya dalam
aktifitas perkuliahan, pintar gobloknya anak kos tidak menentukan tinggi
rendahnya IP yang dimiliki.
Saya jadi teringat kata-kata
dosen, yang mengatakan bahwa kuliah itu bukan untuk orang yang pintar-pintar,
tapi buat orang yang pandai-pandai. Intinya adalah tekad. Apapun bariernya,
masalah perkuliahan pasti akan teratasi kalau tekad dalam hati sudah bulat. Terlebih
buat anak kos.
Andai kita bekerja, jika punya tekad
untuk kuliah, tentunya kita, sebagai anak kos bisa menyeimbangkan antara pekerjaan
dengan kuliah. Anak kos yang terbengkalai kuliahnya akibat bekerja, menurut
saya adalah anak kos yang kehilangan tekad dari dalam dirinya.
Dan pada akhirnya, tekad memang
memiliki kadar turun naik (dibaca: fluktuasi). Pada prinsipnya, dibutuhkan cara
untuk menjaga tekad agar tetap tumbuh di dalam diri kita. Dan itu adalah target
hidup. Artinya, target hidup akan dapat membantu seorang anak kos untuk me manage tekadnya untuk kedepan. Dan untuk
mencapai itu, diperlukan usaha dan iktiar.
3.
Trend
Bagi anak kos yang stylish, hal yang paling ditakuti adalah
ketinggalan trend. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Tentu mengikut pada pola ke
trendy-an tersebut. Bila kita bisa menyebutkan, minder dan dianggap tidak
update, kolot, kuno dan semacamnya tentu menimbulkan rasa was-was teramat dalam
bagi spesies anak kos yang satu ini.
Tapi,
ini hanya bagi anak kos yang terlalu mendewakan fashion. So, fashion make two sides! Sekarang terserah anak kos itu sendiri,
mau menempatkan fashion itu sebagai pelengkap hidup, atau menjadikannya sebagai
dewa yang harus di sakralkan.
4. Health
Siapa sih yang tidak mau sehat? Kita semua mau sehat. Anak
muda, orang tua, laki-laki, perempuan, kaya, miskin, hitam, putih, langsat,
bangsat! Eh, keseleo dikit! Semuanya pengen sehat! Betul?
Nah, anak kos tipe yang satu ini mesti pandai menjaga
kesehatan. Kenapa? Selain karena kondisi fisiknya yang lemah, anak kos ini juga
terus menforsirkan dirinya untuk belajar atau kepada hal-hal yang lain yang
dapat membahayakan dirinya. Kesehatan menjadi momen yang langka bagi anak kos
tipe ini.
Tipsnya, pandai-pandai menjaga diri. Jangan terlalu forsir
dengan pekerjaan. Rilekskan dirimu dan pikiranmu. Bukankah Legenda Dangdut,
Haji Rhoma Irama juga berpesan lewat lagunya yang berjudul, santai? Santai?
Santai? Yuk kita bersantai?
5. Friendship
Lho, kok yang ini juga ikutan? Bukannya malah baik kita
menguasai yang satu ini? Bukannya baik kita banyak teman? Banyak kenalan?
Banyak…
Tenang! Tenang! Seperti tahi berenang! Hehehe! Yang kita
maksud friendship disini bukan dalam artian positif. Hei! Ada kok sisi negatif
dari perteman itu sendiri. Kalau kita menelaah dari sudut pandang berbeda, kita
akan dapat mengambil kesimpulan kalau anak kos punya banyak teman itu pasti merepotkan.
Tentunya teman yang bagaimana? Teman yang sukanya melorotin duit kita. Atau sedikit-sedikit minjem duit kita. Atau suka ditraktirin kita. Atau minjem motor kita, padahal kita mau kencan. Atau teman yang ngajakin main ke mall, hura-hura. Atau yang parahnya teman yang ngajakin kita ke lembah jurang nestapa narkotika. Amit-amit!
Tentunya teman yang bagaimana? Teman yang sukanya melorotin duit kita. Atau sedikit-sedikit minjem duit kita. Atau suka ditraktirin kita. Atau minjem motor kita, padahal kita mau kencan. Atau teman yang ngajakin main ke mall, hura-hura. Atau yang parahnya teman yang ngajakin kita ke lembah jurang nestapa narkotika. Amit-amit!
Bagaimana ini? Tentu yang kita bisa lakukan adalah termenung
dan pasrah. Hehehe! Nggak, nggak! Kita bisa memilih dan memilah pergaulan.
Sebisa mungkin anak kos harus teliti seseorang itu sebelum menjadikannya teman.
Periksa asal muasalnya, kelakuannya, kebiasaannya.
Kalau perlu cek ke kepolisian kalau-kalau ada tindak criminal yang dia sudah perbuat. Layaknya kata pepatah, jangan membeli kucing di dalam karung! Nah, itulah itu.
Kalau perlu cek ke kepolisian kalau-kalau ada tindak criminal yang dia sudah perbuat. Layaknya kata pepatah, jangan membeli kucing di dalam karung! Nah, itulah itu.
Sobat, setelah membaca postingan ketiga ini, saya berharap
pasti sobat bakalan menjadi manusia yang lebih baik lagi, terutama hidup dengan
menyandang predikat anak kos. Lebih ceria lagi. Lebih banyak rezekinya lagi.
Amin!
Dan semoga, setelah membaca postingan mengenai
, sobat bisa berpikir jernih tentang masa depan yang akan sobat
jalani. Terutama anak kos, yang serta-merta sudah dicap kebanyakan orang
sebagai fase kehidupan yang paling rawan. Rawan keuangan, rawan kesehatan, rawan
percintaan, nasi rawan, dan lain-lain. Tapi tetap, sebagai orang yang optimis,
kita akan ubah persepsi itu dengan mulai berpikiran positif! Bravo!