--> Skip to main content

anak kos via bluetooth II

anak kos via bluetooth

Berikut adalahh faktor pembuat momok bagi anak kos:

1.       Finansial

Dalam hal ini, kita tidak bisa membantah. Orang bisa saja menyebutkan hidup anak kos, sedih dan bahagianya anak kos, itu tergantung dari tanggal di kalender. Kalau tanggal muda, anak kos bahagia. Kalau tanggal tua, anak kos sengsara. Finansial akan menjadi momok bagi individu jika terpenuhi tiga hal ini, bergantung penuh dari kiriman orangtua, boros, dan murah memberi (pinjaman, traktiran, de-el-el).  Jika salah satu dari ketiga hal itu tidak ada dalam individu, maka individu itu tidak bisa dikatakan
memiliki momok finansial.

Hal ini tentunya tidak berlaku bagi karakter yang hemat. Begitu juga dengan mereka yang bekerja paruh waktu (part time). Atau mereka yang diberi dana berkecukupan (dibaca:berkelebihan) dari ortu yang mumpuni.

2.       Edukasi

Seorang anak kos yang kurang (dibaca: malas) dalam memiliki kecakapan otak, tentu materi pelajaran di kampus menjadi  momok. Sebenarnya dalam aktifitas perkuliahan, pintar gobloknya seseorang tidak menentukan tinggi rendahnya IP yang dimiliki.

Saya jadi teringat kata-kata dosen, yang mengatakan bahwa kuliah itu bukan untuk orang yang pintar-pintar, tapi buat orang yang pandai-pandai. Intinya adalah tekad. Apapun bariernya, masalah perkuliahan pasti akan teeratasi kalau tekad dalam hati sudah bulat.

Andai kita bekerja, jika punya tekad untuk kuliah, tentunya kita bisa menyeimbangkan antara bekerja dengan kuliah. Orang-orang yang terbengkalai kuliahnya akibat bekerja, menurut saya adalah orang-orang yang kehilangan tekad dari dalam dirinya.

Dan pada akhirnya, tekad memang memiliki kadar turun naik (dibaca: fluktuasi). Pada prinsipnya, dibutuhkan cara untuk menjaga tekad agar tetap tumbuh di dalam diri kita. Dan itu adalah target hidup. Artinya, target hidup akan dapat membantu kita untuk me manage tekad kita kedepannya. Dan untuk mencapai itu, diperlukan usaha dan iktiar.

3.       Trend

Bagi orang-orang stylish, hal yang paling ditakuti adalah ketinggalan trend. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Tentu mengikut pada pola ke trendy-an tersebut. Bila kita bisa menyebutkan, minder dan dianggap tidak update, kolot, kuno dan semacamnya tentu menimbulkan rasa was-was teramat dalam.

        Tapi, ini hanya bagi mereka yang terlalu mendewakan fashion. So, fashion make two sides! Sekarang terserah kita, mau menempatkan fashion itu sebagai pelengkap hidup, atau menjadikannya sebagai dewa yang harus di patuhi.
Insya Allah bersambung… (Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar... )

Baca artikel menarik unik lainnya, hanya di  http://harahap-reza.blogspot.com
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar